Kamis, 01 Mei 2014
PERBEDAAN MODEL AKUNTANSI BIAYA TERKINI DAN KONVENSIONAL
0 comments Posted by Fathia Nafira Fariz at 21.53
Secara umum,
dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai
historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil.
Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum
maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi
perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan
historis secara ekonomis tidaklah relevan.
Pada periode
ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai
lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh
perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang,
dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan
restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat
daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi
yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi
yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih
berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak
penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini.
Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi
tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat
apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
Laporan Keuangan Biaya Historis Laporan Posisi Keuangan
1. Jumlah dalam laporan posisi
keuangan yang belum dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan, disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum.
2. Pos-pos moneter tidak
disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter kini pada akhir
periode pelaporan. Pos-pos moneter adalah uang yang dimiliki dan hal yang akan
diterima atau dibayar dalam bentuk uang.
3. Aset dan liabilitas, melalui
perjanjian, yang terhubung dengan perubahan harga misalnya index linked bonds
and loans, disesuaikan sesuai dengan perjanjian untuk memastikan jumlah saldo
pada akhir periode pelaporan. Pos-pos tersebut dicatat pada jumlah yang telah
disesuaikan dalam laporan posisi keuangan yang disajikan kembali.
4. Seluruh aset dan liabilitas
lain adalah nonmoneter. Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada
akhir periode pelaporan, seperti nilai realisasi neto dan nilai wajar,maka pos
tersebut tidak disajikan kembali. Seluruh aset dan liabilitas nonmoneter yang
lain disajikan kembali.
5. Sebagian besar pos-pos
nonmoneter dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan dikurangi
penyusutan. Oleh karena itu, pos-pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini
pada tanggal akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi
penyusutan, yang disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan
menerapkan perubahan indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir
periode pelaporan pada biaya historis dan akumulasi penyusutan. Misalnya, aset
tetap, persediaan bahan baku dan barang dagangan, goodwill, paten, merek dagang
dan aset serupa disajikan kembali dari tanggal pembeliannya. Persediaan barang
setengah jadi dan barang jadi disajikan kembali dari tanggal terjadinya biaya
pembelian dan biaya konversi.
6. Catatan rinci tanggal
perolehan dari unit-unit aset tetap mungkin tidak tersedia atau tidak dapat
diestimasi. Dalam keadaan yang jarang terjadi, hal ini mungkin diperlukan, pada
periode pertama kali menerapkan Pernyataan ini, untuk menggunakan penilaian
profesional independen atas nilai unit tersebut sebagai dasar penyajian
kembalinya.
7. Indeks harga umum mungkin
tidak tersedia untuk periode saat menyajikan kembali aset tetap yang
disyaratkan oleh Pernyataan ini. Dalam keadaan ini, entitas mungkin perlu untuk
menggunakan dasar estimasi, misalnya, pada perpindahan kurs antara mata uang
fungsional dan mata uang asing yang relatif stabil.
8. Beberapa pos nonmoneter
dicatat pada jumlah kini pada tanggal selain tanggal akuisisi atau tanggal
laporan posisi keuangan, misalnya aset tetap yang telah direvaluasi pada
tanggal sebelumnya. Dalam kasus ini, jumlah tercatat disajikan kembali dari
tanggal revaluasi.
9. Jumlah yang disajikan kembali
dari pos-pos nonmoneter dikurangi, sesuai dengan PSAK terkait, ketika jumlah
tersebut melebihi jumlah terpulihkan. Misalnya, jumlah aset tetap, goodwill,
paten dan merek dagang yang disajikan kembali dikurangi menjadi jumlah
terpulihkan, dan jumlah persediaan yang disajikan kembali dikurangi menjadi
nilai realisasi neto.
10. Investee yang mencatat dengan
metode ekuitas dapat membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi.
Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif investee tersebut
disajikan kembali sesuai dengan Pernyataan ini untuk mengitung bagian investor
atas aset neto dan laba rugi. Ketika laporan keuangan investee yang disajikan
kembali dinyatakan dalam mata uang asing, maka laporan keuangan tersebut
dijabarkan pada kurs penutup.
11. Pengaruh inflasi biasanya
diakui dalam biaya pinjaman. Hal yang tidak sesuai untuk menyajikan kembali
pengeluaran modal yang dibiayai dengan pinjaman serta mengkapitalisasi bagian
biaya pinjaman untuk mengkompensasi inflasi selama periode yang sama. Bagian
biaya pinjaman ini diakui sebagai beban dalam periode saat biaya terjadi.
12. Entitas dapat memperoleh aset
dalam perjanjian yang mengizinkan entitas untuk menangguhkan pembayaran tanpa
menimbulkan beban bunga eksplisit. Ketika entitas tidak praktis untuk
menentukan jumlah bunga, maka aset tersebut disajikan kembali dari tanggal
pembayaran dan bukan tanggal pembelian.
13. Pada awal periode pertama
kali penerapan Pernyataan ini, komponen ekuitas, kecuali saldo laba dan surplus
revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari tanggal
komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau muncul. Surplus revaluasi yang
timbul dalam periode sebelumnya dieliminasi. Saldo laba yang disajikan kembali
berasal dari seluruh jumlah lain dalam laporan posisi keuangan.
14. Pada akhir periode pertama
dan periode selanjutnya, seluruh komponen ekuitas disajikan kembali dengan
menerapkan indeks harga umum dari awal periode atau tanggal kontribusi, jika
lebih belakangan. Perpindahan dalam ekuitas pemilik selama periode diungkapkan
sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009)
Penyajian Laporan Keuangan. Laporan Laba Rugi Komprehensif
15. Pernyataan ini mensyaratkan
bahwa seluruh pos dalam laporan laba rugi komprehensif dinyatakan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, seluruh jumlah
perlu untuk disajikan kembali dengan menerapkan perubahan indeks harga umum
dari tanggal pos pendapatan dan beban tersebut awalnya dicatat dalam laporan
keuangan.
Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter Neto
16. Dalam suatu periode inflasi,
jika entitas memiliki aset moneter melebihi liabilitas moneter, maka daya beli
entitas menurun; dan jika entitas memiliki liabilitas moneter melebihi aset
moneter, maka daya beli entitas meningkat sepanjang tidak terhubung dengan
suatu tingkat harga. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto tersebut
sebagai selisih aset nonmoneter, ekuitas dan pos-pos dalam laporan laba rugi
komprehensif yang disajikan kembali serta penyesuaian indeks yang terhubung
dengan aset dan liabilitas. Keuntungan atau kerugian tersebut dapat diestimasi
dengan menggunakan perubahan indeks harga umum menjadi rata-rata tertimbang
selama periode atas selisih antara aset moneter dan liabilitas moneter.
17. Keuntungan atau kerugian
posisi moneter neto termasuk dalam laporan laba rugi. Penyesuaian terhadap aset
dan liabilitas yang terhubung dengan perubahan harga perjanjian) sesuai dengan
paragraf 13, saling hapus dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto.
Pos pendapatan dan beban lain, seperti pendapatan dan beban bunga serta selisih
kurs terkait investasi atau pinjaman dana, juga terkait dengan posisi moneter
neto. Meskipun pos tersebut diungkapkan secara terpisah, hal yang dapat
membantu jika pos tersebut disajikan bersamaan dengan keuntungan atau kerugian
posisi moneter neto dalam laporan laba rugi komprehensif.
Laporan Keuangan Biaya Kini Laporan Posisi Keuangan
18. Pos-pos yang disajikan pada
biaya kini tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Pos lainnya dalam laporan posisi
keuangan disajikan kembali sesuai dengan paragraf 11 sampai 24.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
19. Laporan laba rugi
komprehensif yang menggunakan biaya kini, sebelum penyajian kembali, secara
umum melaporkan biaya kini pada waktu terjadinya transaksi atau peristiwa yang
mendasari. Oleh karena itu, seluruh jumlah tersebut perlu disajikan kembali
dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan dengan menggunakan
indeks harga umum.
Keuntungan Atau Kerugian Posisi Moneter Neto
20. Keuntungan atau kerugian
posisi moneter neto dicatat sesuai dengan paragraf 26 dan 27. Laporan Arus Kas
21. Pernyataan ini mensyaratkan
bahwa seluruh pos dalam laporan arus kas dinyatakan dalam unit pengukuran kini
pada akhir periode pelaporan.
Angka Terkait
22. Angka terkait pada periode
pelaporan sebelumnya, apakah berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau
pendekatan biaya kini, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum,
sehingga laporan keuangan komparatif disajikan dalam unit pengukuran kini pada
akhir periode pelaporan. Informasi yang diungkapkan sehubungan dengan periode
sebelumnya juga dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.
Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam selisih penyajian mata uang,
diterapkan PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf
42(b) dan 43.
Laporan Keuangan Konsolidasi
23. Entitas induk yang membuat
laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi dapat memiliki entitas
anak yang juga membuat laporan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan
keuangan entitas anak tersebut perlu disajikan kembali dengan menggunakan
indeks harga umum dari negara yang mata uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasi yang diterbitkan oleh entitas induk. Ketika
entitas anak merupakan entitas asing, maka laporan keuangan yang disajikan
kembali dijabarkan pada kurs penutup. Laporan keuangan entitas anak yang tidak
dilaporkan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi diperlakukan sesuai Valuta
Asing.
24. Jika laporan keuangan dengan
akhir periode pelaporan yang berbeda dikonsolidasikan, maka seluruh pos moneter
dan nonmoneter perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada tanggal
laporan keuangan konsolidasian.
Sumber:
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
0 comments Posted by Fathia Nafira Fariz at 21.36
TRANSLASI MATA UANG ASING
Terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam translasi mata uang asing , antara lain :
Single Rate Method
Berdasarkan
pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan
afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan
bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu
cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang
minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku. Karena
semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu
konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan
asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas
individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan- perkiraan luar negeri,
bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun
menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang
karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena
menyajikan, untuk keuntungan pemegang
saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan
anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan
perusahaan induk sebagai unit
pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan
mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat
dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva
diperoleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya
adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000;
dari perspektif valuta lokal juga
$1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari
perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal
tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan
sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode kurs
berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal
dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi
valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi
berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva
tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap
di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
Multiple Rate Method
Metode-metode kurs berganda
mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi,
diantaranya :
- Metode berlaku-historis
Berdasarkan
pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain
sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak
di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs
berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.
Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi,
ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan
basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang
berlaku pada saat aset yang bersangkutan
diperoleh. Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya,
metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada
mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa
cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam
proses transiasi.
- Metode moneter-nonmoneter
Seperti
halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola
klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item
moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan
item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan
nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
- Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi
valuta merupakan suatu proses konversi
pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini
tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur;
metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing,
misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian
aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan
akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain
diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi
(harga historis). Meskipun begitu,
beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal
laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau
pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang
ini.
KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut
pandang mata uang local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan lokal), masuknya penyesuaian
translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli
dan dapat menyesatkan para pengguna
informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari
sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang
ditranslasikan ( sudut pandang induk
perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari
induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan
atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus
diakui.
Keuntungan Dan Kerugian Translasi
Mata Uang Asing
1.
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari
aktiva bersih anak perusahaan luar
negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang
lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2.
Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan
melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca
terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi
selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara
yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama
sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3.
Penangguhan Parsial
Keuntungan dan
kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah
terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
4.
Tidak ditangguhkan
Mengakui
keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan
fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai
tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau
penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis
tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1. Pra-1965 Praktik translasi
mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2. 1965-1975 Translasi mata uang
asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini
diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan
pada tahun 1965.
3. 1975-1981 FASB mengeluarkan
FAS No. 8 pada tahun 1975.
4. 1981-Sekarang FASB mengeluarkan Satetement
of Financial Accounting Standards No. 52
pada tahun 1981.
Sumber :
Translasi mata
uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lainnya. Berbeda dengan konversi antar mata uang asing yang memiliki pengertian
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik, translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang
terjadi dan ada transaksi terkait. Terdapat alasan dilakukannya translasi mata
uang asing, diantaranya :
1. Perusahaan
dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada pembaca mengenai operasional perusahaan
secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata uang.
2. Berkomunikasi
dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukan translasi merupakan
perusahaan yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat
dibaca oleh masyarakat umum dengan mudah , sehingga dengan laporan keuangan
yang sudah dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada
perusahaan.
3. Memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
4. Mencatat
transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat
suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan
dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan
dalam mata uang asing.
5. Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan
laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan
induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang
yang digunakan perusahaan induk. Namun
apabila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki anak
perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas
transaksi – transaksi dengan metode translasi yang berbeda.
Sumber :
https://www.academia.edu/5079207/TRANSLASI_MATA_UANG_ASING
LAPORAN KEUANGAN TRANSPARAN DALAM MELINDUNGI INVESTOR & MENINGKATKAN KUALITAS PASAR
0 comments Posted by Fathia Nafira Fariz at 09.13
Perkembangan
bisnis dewasa ini, baik yang dilakukan oleh swasta atau pemerintah, menuntut
optimalisasi output dari sumber daya yang kian terbatas melalui tata kelola
bisnis yang baik. Transparansi dan Akuntanbilitas atas pengelolaan sumber daya
yang terbatas tersebut adalah hal yang harus dipenuhi, karena lingkungan bisnis
yang kian dinamis dan sekaligus sebagai upaya entitas bisnis meraih keunggulan
kompetitif. Bagi perusahaan yang telah berstatus sebagai perusahaan yang akan
dan telah go public di Pasar Modal, Transparancy dan Acuntanbility pengelolaan
perusahaan merupakan keharusan mutlak yang telah diatur dalam berbagai
regulasi, untuk perlindungan bagi investor di Pasar Modal, disamping untuk
menunjang,keberlangsungan (Sustainability) perusahaan itu sendiri. Laporan
keuangan yang berkualitas dan disajikan secara tepat waktu adalah salah satu pilar
dari prinsip Transparancy. Tercapainya laporan keuangan yang Transparancy dan
Acuntanbility di Pasar Modal Indonesia merupakan tanggung jawab semua pihak
terkait, dan bukanlah semata tugas dan tanggung jawab akuntan publik.
Pihak-pihak
yang memiliki kemampuan untuk mendorong terciptanya laporan keuangan yang
Transparan dan Akuntanbilitas harus bekerja sama secara sinergis. Pihak-pihak
tersebut antara lain:
Ø Regulator,
yang secara persisten mendorong pengungkapan informasi keuangan yang handal.
Ø Dewan
Standar Akuntansi, yang menentukan standar relevan dan dapat diandalkan untuk
industri, khususnya yang berkaitan dengan
transaksi-transaksi keuangan yang kompleks.
Ø Direksi
dan Manajemen Perusahaan, yang memiliki pemahaman yang memadai terhadap Standar
Akuntansi Keuangan dan secara konsisten menerapkan standar tersebut.
Ø Organ
Pengawas Perusahaan, yang secara efektif menerapkan asas check and balance
sehingga tercapai mekanisme pengawasan internal yang efektif.
Ø Akuntan
Publik, yang profesional dalam melakukan audit sesuai dengan Standar Audit yang
memenuhi kualifikasi global.
Ø Komitmen,
semua pihak untuk dapat menjalankan fungsi masing-masing secara jujur.
Untuk
melindungi investor, sebagaian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan
kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari akses
untuk pasar mereka. Bursa saham dan pengaturan pemerintah secara membutuhkan
perusahaan asing yang terdaftar untuk melengkapi semua informasi keuangan dan
non-keuangan yang hampir sama seperti yang dibutuhkan untuk perusahaan
domestik.
Bursa saham
dan pengaturan pemerintah secara umum membutuhkan perusahaan asing yang
terdaftar untuk melengkapi semua informasi keuangan dan non-keuangan yang
hampir sama seperti yang dibutuhkan untuk perusahaan domestik. Perusahaan asing
yang terdaftar secara umum memiliki fleksibilitas yang berhubungan dengan
prinsip akuntansi yang mereka gunakan dan untuk sejumlah pengungkapan. Di
kebanyakan negara, perusahaan asing yang terdaftar harus menyimpan dengan
informasi bursa saham yang dibuat publik, mendistribusikan kepada pemegang
saham, atau dicatat dengan pengaturan di pasar domestik.
Proteksi
pemegang saham bermacam-macam diseluruh negara. Negara Anglo Amerika seperti
Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat memberikan investor proteksi
ekstensif dan ketat. Sebaliknya, proteksi pemegang saham kurang memberikan
tekanan di bagian lain dunia.
Frost dan Lang
membahas dua objek investor berorientasi pasar: Perlindungan Investor dan Kualitas Pasar.
a) Proteksi Investor yaitu dalam hal ini
Investor dijamin dengan informasi dengan informasi dan dilindungi dengan
pelaksanaan dan pengawasan peraturan pasar. Kecurangan mencegah adanya
penawaran publik, perdangan, pemilihan, dan sekuritas penawaran. Informasi
keuangan dan non keuangan yang bisa dibandingkan telah ditemukan sehingga
investor bisa membandingkan perusahaan area industri dan negara.
b) Kualitas Pasar yaitu dalam hal Pasar adalah
adil, tersusun, efesien, dan bebas dari penyalahgunaan dan perbuatan jahat.
Keadilan pasar dipromosikan dengan akses informasi yang wajar dan kesempatan
berdagang. Efesien pasar berkembang dengan meningkatkan likuiditas dan
mengurangi biaya tansaksi. Kualitas pasar ditandai dengan kepercayaan investor
dan mereka memfasilitasi pembentukan modal.
Fost dan lang
juga mengulas empat prinsip pada investor yang berorientasi pasar yang harus
dijalankan.
a) Keefektifan biaya yaitu dalam hal ini
Regulasi biaya pasar sebaiknya dibandingkan dengan keuntungan sekuritasnya.
b) Fleksibilitas dan kebebasab pasar yaitu
dalam hal ini Regulasi tidak seharusnya menghalangi kompetisi dan evolusi
pasar.
c) Laporan keuangan transparan dan pngungkapan
menyuluruh
d) Perlakuan setara perusahaan domestik dan
asing
Seperti Frost
dan Lang catat, proteksi investor mewajibkan bahwa investor menerima informasi
secara berkala dan diproteksi dengan pengawasan dan pelaksanaan. Pengungkapan
harus memadai supaya investor membandingkan perusahaan area industri dan
negara. Lebih jauh lagi, pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan
meningkatkan kepercayaan investor, di mana meningkatkan likuiditas, mengurangi
biaya transaksi, akan meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.
Sumber :
http://andinurhasanah.wordpress.com/category/akuntansi-internasional/
http://yuliana-ekaputri.blogspot.com/2014/04/laporan-keuangan-melindungi-investor.html
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)