Jumat, 16 Desember 2011

Judul : KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO

sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/koperasi-dalam-ekonomi-mikro/

KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN

Gambaran umum ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari variabel-variabel ekonomi beserta hubungannya secara individual seperti konsumsi rumah tangga,investasi perusahaan,dan hubungan antara sektor rumah tangga dengan perusahaan
Secara keseluruhan teori ekonomi mikro membahas arus barang dan jasa dari sektor perusahan ke sektor rumah tangga, arus sektor faktor produksi dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Susunan arus tersebut dan terciptanya harga dari arus tersebut. “Dengan demikian teori ekonomi” mikro mempelajari 3 kegiatan pokok dalam masyarakat yaitu : kegiatan produksi,konsumsi,dan pertukaran
Dari kegiatan pokok dalam masyarakat tersebut, menimbulkan konsep baru dalam teori ekonomi yaitu konsep pasar.Pasar adalah penghubung antara produsen dengan konsumen.
Konsep pasar akan melahirkan pembahasan dalam teori ekonomi mikro, yang dibagi kedalam 3 kelompok besar teori, yaitu :
  • Teori prilaku konsumen
  • Teori prilaku produsen,
  • Teori pasar
Berbeda dengan perusahaan individual yang beorientasi pada maksimasi laba,perusahaan koperasi mempunyai 2 misi utama, yaitu “pelayanan terhadap anggotanya dan meningkatkan pertumbuhan badan usaha itu sendiri”.
Dari sudut ekonomi koperasi menghadapi 2 pasar yang potensial,yaitu:internal dan ekstrenal. pasar “internal” adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan anggotanya. pasar “eksternal” adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan non anggota atau anggota potensial.
PEMBAHASAN KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO
Pada pasar internal anggota akan berpartisipasi dalam pembelian barang/jasa kepada koperasi.Sebagai imbal baliknya, koperasi akan mendapat pendapatan dari hasil penjualan tsb.Disisi lain,jika anggota sebagai pemilik input yang hendak menjual kepada koperasi  maka ada aliran input/pendapatan dari koperasi kepada anggota.
Di pasar eksternal koperasi dapat berprilaku seperti perusahaan individual, yaitu memaksimumkan keuntungan dari produk yang dijualnya.Jadi koperasi mempunyai kebijakan harga sebagai dampak dari adanya 2 pasar potensial,dengan begitu akan timbul perbedaan harga anggota dengan non anggota.
Sasaran perusahaan koperasi
Mengingat teori ekonomi mikro disebut juga teori harga,maka ada aturan harga yang harus diikuti oleh koperasi.
Pada koperasi dikenal 5 peraturan harga yaitu :
a)  Memaksimumkan profit
profit maksimumkan diartikan sebagai selisih antara total revenue dengan total cost  terbesar pada tingkat penjualan tertentu.
b) Memaksimumkan output
prilaku lain dalam penetapan harga adalah ditetapkan harga pada kondisi dimana koperasi tidak mendapatkan untung, tetapi juga tidak menderita kerugian.
c) meminimumkan biaya rata-rata
prilaku lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan/ koperasi adalah menetapkan harga pada saat biaya rata-rata mencapai minimum,artinya harga ditetapkan pada saat AC=MC.
d) Keseimbangan kompetitif
Pada persaingan sempurna,koperasi dapat beradaptasi mengikuti struktur pasar dengan cara menjaga keseimbangan agar MC=AR=P (marginal cost=penerimaan rata-rata=harga).
e) Memaksimumkan dividen (SHU) peranggota
Bila koperasi bertujuan memaksimumkan dividen yang dapat didistribusikan kepada anggota,koperasi hendaknya memproduksi output pada saat perbedaan harga dan biaya rata-rata adlah yang paling besar.
Dari kelima alternatif penetapan harga, alternatif-alternatif prilaku memaksimumkan
output,meminimumkan biaya rata-rata dan pemecahan kompetitif (keseimbangan kompetitif) merupakan aturan yang paling sering digunakan sebagai pengambil keputusan –keputusan mengenai harga koperasi. Tetapi harus diingat,dari sudut pandang ekonomitidak dapat dideduksi bagi semua koperasi.Masing-masing aturan memberikan corak tertentu pada setiap kelompok dalam koperasi.”Maka kebijakan harus disesuaikan bagi agar optimal bagi suatu koperasi”.

A. Harga Pasar Dalam Koperasi
1. Menetapkan harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maaupun nonanggota. Kelemahan strategiiniadalah dapat mengurangi partisipasi anggota terhadap koprasinya, sebab  tanpa menjadi anggota pun seseorang memperoleh harga yang sama dengan anggota koperasi. Anggota juga akan merasa dirugikan dengan kondisi ini karenamereka memperoleh perlakuan yang sama dengan non anggota, padahal anggota telah manginvestasikan dananya pada koperasi, sedangkan anggota tidak.disammping itu, strategi ini tidak menarik bagi anggota yang potensial untuk masuk menjadi anggota koperasikarena mereka menganggap koperasi tidak mempunyai keunggulan dibanding anggota lainnya. Sedangkan keuntungannya adalah bahwa laba yang diperoleh dari tingkat penjualan tentu akan lebih besar dibanding dengan strategi harga lainnya.
2. Harga kepada nonanggota sama dengan harga pasar,sedangkan harga kepada anggota dibawah harga pasar. Kebijakan sperti ini dapat dilakukan dengan menjual kepada anggota atau kepada nonanggota sebanyak Q1Q2 hanya saja keuntungan yang dicapai tidak maksimal karena output pada posisi keuntungan maksimal. Koperasi akan tetap memperoleh keuntungan yang semakin menurun, sedangkan dalam jangka panjangkeuntungan itu menjadi hilang dan pasar berada dalam keadaan ekuilibrium.   Kelemahan strategi ini adalah bila koperasi tidak dapat mempertahankan jumlah penjualan tertentu kepada anggotanya dan selalu memenuhi permintaan anggotanya,maka:
a) Anggota akan menjadi pesaing koperasinya sendiridengan menjual barang yang dibeli dari koperasi ke pasar dengan harga pasar yang berlaku.
b) Penambahan output untuk memenuhi permintaan anggota akan menaikkan biaya produksi rata-rata.
Sedangkan keuntunganya:
a)      Koperasi akan menambah pendapatan yang cukup dari nonanggota untuk     pengembangan usaha koperasi, dan
b)      Bila koperasi dapat mempertahankan tingkat penjualan tertentu kepada anggotanya, koperasi dapat menunjukkan keunggulan pelayanan kepada anggota sebesar harga pelayanannya.

B. Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah
Pada persaingan sempurna, koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah berarti :
1)      kurva biaya rata-ratanya berada diatas harga jual
2)      Biaya yang dikeluarkan koperasi lebih tinggi daripada biaya pasarnya.
Rp
MC
ACk
AVCk
C
P1                                                                  P1=AR1=MR1=D1
Q1
Gambar 7.3
Koperasi berkemampuan rendah
Dengan biaya rata-rata diatas harga jual
Gambar 7.3 menunjukkan kondisi koperasi dengan biaya rata-rata yang lebih tinggi daripada harga jual produk. Koperasi dalam kondisi seperti ini tidak akan mampu untuk bersaing kendatipun koperasi dapat beroperasi dengan menderita kerugian. Sepanjang koperasi masih mampu untuk menutup biaya variabel, koperasi masih dapat melaksanakan kegiatannya,dengan harapan dalam jangka panjang koperasi dapat menghapus kerugian tersebut.tetapi kondisi ini akan menyulitkan koperasi karena koperasi harus bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang bekerja secara efisien.
Mengingat koperasi tidak dapat menaikkan harga diatas harga pasar (P1). Koperasi itu menghadapi kerugian yang harus dihadapi oleh para anggota atau oleh bantuan dari luar negri. Situasi lain dari koperasi yang berkemampuan rendah ditunjukkan dengan Gambar 7.4. Pada situasi tersebut kurva biaya koperasi bisa lebih tinggi daripada kurva biaya pesaingnya, tetapi masih memotong kurva permintaan yang dihadapi.
Dalam jangka pendek koperasi berkemampuan rendah dapat hidup terus selama menghindari berproduksi dengan menderita kerugian . koperasi akan mampu menjual produk  yang homogen pada harga pasar sebagaimana perusahaan nonkoperasi menjualnya.Penjualan hanya dapat dilakukan sampai dengan output Q1,lebih dari itu koperasi akan menderita kerugian.
Rp
MCnk
MCk
ACk
P1
ACnk
0                                  Q0  Q1      Q2
Gambar 4.7
Koperasi berkemampuan rendah dengan
Biaya rata-rata lebih tinggi daripada biaya rata-rata pesaing
Kendatipun koperasi dengan kemampuan rendah memiliki biaya yang lebih tinggi dari pada pesaingnya, namun ia dapat memperoleh keuntungan maksimum jika menjual sebanyak Q0 pada harga P1. Tetapi kondisi ini akanmenghasilkan tekanan yang berat bagi koperasi karena tingkat efisiensi perusahaan nonkoperasi yang lebih tinggi merangsang anggota atau anggota potensial untuk beralih perhatian ke perusahaan nonkoperasi. Jadi kebijaksanaan menetapkan harga pada posisi laba maksimum hanya bisa dilaksanakan jika loyalitas anggota terhadap koperasinya cukup tinggi.

C. Kasus koperasi dengan kemampuan yang lebih tinggi
Suatu koperai dengan tingkat kompetitif yang lebih tinggi dapat memproduksi output dengan biaya lebih rendah daripada pesaingnya.
Rp
MCnk             MCk             ACk
ACnk
P1
0
Q1                Q2    Q3           Quantity
Gambar 7.5
Koperasi berkemampuan tinggi
Bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit, keuntungan yang dapat diraih oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya karena ia dapat menjual lebih banyak pada tingkat harga yang sama dengan harga pesaingnya. Situasi seperti itu adalah sulit untuk distabilkan dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu. Koperasi akan memperoleh semakin banyak untuk memenuhi permintaan anggota.
Dari ketiga kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada pasar persaingan sempurna, dalam jangka pendek koperasi tidak akan memperoleh keunggulan dalam memberikan manfaat tidak langsung kepada anggotanya walaupun manfaat itu diterima dalam waktu yang sangat pendek.

3.ANALISIS JANGKA PANJANG
Dalam ekonomi mikro, jangka panjang diartikan sebagai jangka waktu yang cukup panjang sehingga perusahaan dapat mengubah input tetapnya. Jadi dalam jangka panjang, semua input adalah variabel.
Akan dibedakan lagi kasus-kasus kemampuan koperasi yang sama, lebih rendah atau lebih tinggi.
  1. Kasus koperasi dengan kemampuan sama
Dalam jangka panjang keseimbangan suatu perusahaan dicapai pada saat RLAC=MC=P=AR. Jadi pasar persaingan sempurna, kondisi ekuilibrium jangka panjang dicapai pada saat perusahaan tidak mendapatkan keuntungan tetapi tidak juga menderita kerugian. Tentu saja kondisi ini berlaku pula pada koperasi yang mempunyai kemampuan sama dengan pesaingnya.
Rp
MCk=MCnk               LRACk=LRACnk
P1                                                                                P1=AR1=MR1=O1
0
Q1                                   Quantity
Gambar 7.6
Koperasi dengan kemampuan sama dalam jangka panjang
Gambar 7.6 menggambarkan bahwa dalam jangka panjang, harga dalam pasar persaingan sempurna akan sama dengan biaya rata-rata minimum. Jumlah produksi koperasi sebanyak Q1 menunjukkan tingkat produksi yang optimal dalam jangka panjang karena karena kelebihan ataupun kekurangan dari tingkat produksi tersebut hanya akan menghasilkan kerugian.
  1. Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah
Karena koperasi hanya pemain kecil dalam pasar, maka dalam jangka panjang pun ia tidak akan mampu mempengaruhi harga.koperasi tidak dapat meminta anggotanya suatu harga yang lebih tinggi daripada saingannya. Dengan biaya yang lebih tinggi, koperasi akan menderita kerugian.
Rp
LRACk
LRACnk
P1                                                                               P1=AR1=MR1=O1
0
Q1                                   Quantity
Gambar 7.7
Koperasi berkemampuan rendah dalam jangka panjang
Dalam jangka pendek, koperasi berkemampuan rendah dapat bersaing dibawah kondisi tertentu, tetapi hal itu bukan dalam kasus jangka panjang. Dalam jangka panjang kematian koperasi tidak dapat dihindarkan. Koperasi dengan kemampuan rendah mungkin bisa bertahan hidup sejenak bila ditolong oleh antusiasme dan loyalitas anggota. Tetapi jika koperasi tidak berhasil dalam mengurangi biayadalam jangka panjang,koperasi akan mudah gulung tikar.
  1. Kasus koperasi dengan kemampuan tinggi
Suatu koperasi dengan kemampuan manajerial lebih tinggi dapat menyingkirkan saingan dalam pengertian ganda:
1)      Dapat menyediakan barang dengan harga lebih rendah
2)      Dapat memberikan keuntungan dengan para anggotanya bila koperasi menjual dengan harga pasar.
Rp
LRACnk
LRACk
P1                                                                                       P1=AR1=MR1=O1
0                                            Q1                              Quantity
Gambar 7.8
Koperasi dengan kemampuan tinggi dalam jangka panjang
Tetapi mungkinkah hal ini dapat terjadi? Bils dilihst dari kajian dimuka, koperasi yang mempunyai keunggulan dalam jangka pendek akan dihadapkan pada satu hal yaitu jika menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar, akan ada kondisi yang akan mendorong perluasan produksi sebagai akibat banyaknya permintaan anggota. Perluasan produksi akan terus berlangsung hinggakapasitas produksi mencapai batas tertentu. Yaitu pada saat terjadi AC=P (keuntungan 0)

KESIMPULAN
Suatu koperasi yang memiliki kemampuan manajerial dengan para pesaingnya, ia tetap tidak akan mampu menawarkan pelayanan kepada para anggotanyadengan lebih baik daripada pesaingnya. Oleh karena itu jika koperasi ingin memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya, maka dalam persaingan sempurna, koperasi harus mempunyai kemampuan mengadakan inovasi yang lebih tinggi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang. Ini adalah tugas yang sangat berat bagi koperasi dan kebanyakan koperasi tidak akan sanggup memenuhinya.
Dalam jangka panjang, diharapkan keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi inovasi baru. Tetapi perusahaan perseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi harus meningkatkan kemampuan inovatifnya dengan laju yang lebih cepat dari perusahaan pesaingnya.hanya dengan cara seperti itu koperasi dapat mempunyai keunggulan pelayanan kepada anggotanya dibandingkan pesaingnya baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Keunggulan koperasi jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah lebih sulit untuk direalisasikan oleh koperasi, terutama dinegara-negara sedang berkembang. Banyak ahli teoritis koperasi yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa dalam pasar persaingan sempurna koperasi tidak dapat memberikan kelebihan dibandingkan perusahaan nonkoperasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Budiono, Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPFE-UGM, 1986.
2. Baswir, Reprisond, Revitalisasi Koperasi, Makalah disampaikan dalam diskusi
terbatas Pemaparan Hasil-Hasil Penelitian Koperasi, Yogyakarta, 2007.
3. Suryati, Lilis, Partisipasi Anggota Dalam Kontribusi Modal dan Pemanfaatan
Pelayanan Koperasi Dihubungkan dengan Tingkat Rentabilitas Koperasi Pada KUD   Ngupaya Mina, Indramayu, Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi, Ikopin, Bandung, 1997.



Nama Anggota Kelompok :
1. Cinthia Febriani       (21210595)
2. Fathia Nafira Fariz   (29210128)
3. Sarah Nadia            (28210925)
4. Susilona Agustina    (26210757) 

Kelas : 2EB10

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates